Anak Bima memimpin Sumbawa. Kisah itu tercatat dalam naskah kuno Bo Sangaji Kai, milik Kerajaan Bima.
Inilah kisah kelahiran kerajaan-kerajaan di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tercatat lengkap dalam Bo Sangaji Kai naskah kuno milik Kerajaan Bima yang ditulis dalam bahasa Arab Melayu.
Berisi berbagai kisah bak legenda, juga susunan pemerintahan dari abad ke abad. Termasuk hubungan dengan raja-raja Jawa dan perjanjian dengan Belanda.
Catatan Bima dimulai pada abad 14, ketika Sumbawa diperintah kepala suku yang mereka sebut Ncuhi. Terbagi dalam lima wilayah, selatan, barat, utara, timur, dan tengah. "Terkuat dan tertua ialah Ncuhi Dara. Kini wilayahnya disebut Kampung Dara," cerita Hajjah Siti Maryam Salahuddin, keturunan Sultan Bima terakhir Muhammad Salahuddin (1915-1951) kepada Media Indonesia. Maryam ialah satu dari sedikit orang yang bisa membaca huruf Arab Melayu di kitab Bo Sangaji Kai
Struktur Ncuhi mulai mengalami perubahan ketika Indra Zamrud diangkat menjadi Raja Bima pertama. Dialah anak sang Bima. Nama ayahnya kemudian digunakan untuk menyebut kawasan Bima-dalam bahasa setempat disebut Mbojo-meliputi Pulau Sumbawa.
Kisah Indra. Zamrud dimulai pada masa kanak-kanaknya ketika dikirim sang ayah ke Pulau Sumbawa menggunakan keranjang bambu. Dia mendarat di Danau Satonda, dekat Tambora. Kedatangannya sudah didengar Ncuhi Dara. Dia pun kemudian menyambut serta mengangkatnya menjadi anak.
Beranjak dewasa, lima Ncuhi di Sumbawa sepakat mengangkat Indra Zamrud sebagai raja. Sedangkan mereka sendiri menjadi menteri. "Cerita ini diperkirakan terjadi abad 14. Tapi kemudian diperbarui karena di Kitab Negarakertagama, Kerajaan Bima disebut sudah memiliki pelabuhan besar pada 1365. Ini cocok dengan kisah di Bo Sangaji Kai. Jadi, kemungkinan Kerajaan Bima dimulai pada 1340," papar Maryam.
No comments:
Post a Comment